Wis(udah) 'mantan' Mahasiswa

Wis(udah), wis yang dalam bahasa Jawa bermakna 'sudah atau selesai', pun dengan udah yang mempunyai padanan makna dengan 'sudah atau selesai'.  Wis(udah) juga menjadi pertanda akan penantian selama enam tahun terbayar sudah. Aku bukan lagi seorang mahasiswa, pun dengan segala aktifitas yang melekatinya. Kini, gelar Sarjana sudah melekat di belakang nama. Entah dengan apa aku dapat membagikan rasa bangga serta bahagiaku, terlebih kala melihat Bapak, yang selama ini terlihat tegas dan keras sampai meneteskan air mata bahagia.

Wis(udah) yang kujalani memang bukan seperti apa yang aku bayangkan, terlebih di masa pandemi ini. Tak apa, bukan berarti aura bahagia ini harus sirna bukan? Lepas aku di wisuda, orang tuaku telah menyiapkan segala bentuk acara yang aku sendiri pun tak mengetahuinya. Mengundang kerabat terdekat, tumpengan, hingga membagiakan makanan ke tetangga; selama ini tak pernah kurasakan, bahkan hingga umur menginjak angka 25 tahun, sekalipun tak pernah aku mengecap nikmatnya perayaan ulang tahun, kue tar yang dihiasi lilin untuk kutiup nyala apinya, tak pernah. Hari ulang tahunku pun sama seperti hari pada umumnya, tak ada istimewa.

21 September 2021, hari bersejarah dalam hidupku, hari yang mungkin tak akan pernah kulupa hingga aku tiada. Syukur serta ucapan terima kasih untuk orang tua dan semua yang telah berjasa dalam perjalanan hidupku, termasuk orang yang akhir-akhir ini menemaniku 'Rickson'; tak kusangka, ia pun kini menyandang gelar yang sama denganku.

Lepas ini, perjalanan baru akan segera di mulai. Dunia yang katanya kejam akan kumasuki, berserta orang beragam yang tidak pasti. Namun tak apa, mungkin itu akan menjadi pembelajaran bagiku untuk melangkah ke depan, bukan menjadi pengecut yang bersembunyi di balik kancut.

Aku.
Siap.
Menuju permainan baru.
Teka-teki Tuhan akan dunia 'kejam'.

Tertanda,
-- mantan mahasiswa.